Ad-dayyuts secara umum bermakna orang yang mempunyai sifat apatis atau
membiarkan orang lain berbuat dosa, se cara khusus bermaknah seorang suami atau
bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan dosa dalam keluarganya baik yang
dilakukan istri maupun anak.
Dalam sebuah hadis, makna dayyuts dijelaskan dalam riwayat Abdullah bin Umar yang berbunyi : “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dilihat oleh Allah SWT (dengan pandangan kasih sayangnya) pada hari kiamat nanti, yaitu orang yang durhaka kepda kedua orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan ad-dayyuts”.(HR.An-Nisa’i).
Dalam sebuah hadis, makna dayyuts dijelaskan dalam riwayat Abdullah bin Umar yang berbunyi : “Ada tiga golongan manusia yang tidak akan dilihat oleh Allah SWT (dengan pandangan kasih sayangnya) pada hari kiamat nanti, yaitu orang yang durhaka kepda kedua orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan ad-dayyuts”.(HR.An-Nisa’i).
Lawan dayyuts adalah al-gayur,yaitu orang yang memiliki perhatian atau
kecemburuan besar terhadap keluarganya, sehingga dia tidak membiarkan mereka
berbuat maksiat. Dalam kitabul Kabair, pelaku dayyuts termasuk dosa besar yang
sangat dimurkai Allah SWT. Dia akan mendapatkan balasan di akhirat nanti berupa siksa api neraka.
Oleh karena itu, dalam kitabnya “Al-kabai’ir” imam Adz-Dzahabi mencantumkan
perbuatan dayyuts merupakan dosa besar.
Menurut Imam Ibnu Qayyim, ad-dayyuts adalah makhluk Allah yang paling
buruk dan diharamkan baginya masuk suraga, demikian juga orang yang membolehkan
dan menganggapn baik perbuatan zalim dan melampaui batas bagi orang lain. Maka
nperhatika akibat yang ditimbulkan karena lemahnya sifat ghirah (dalam diri
seseorang). Ini menunjukkan bahwa asla (pokok) agama (seseorang) adalah sifat
ghirah. Barang siapa yang tidak memiliki sifat ghirah, maka berarti dia tidak
memiliki agam (imam). Allah SWT juga memerintahkan hambanya agar mempunyai
perhatian dan dapat melindungi
keluarganyadari perbuat5an dosa agar kelak selamat dari api neraka sebagaimana
firman Allah SWT dalam al-quran yang artinya :
“hai orang-orang yang
beriman,periliharalah dirimiu dan kelurgamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjuaganya malaikat- malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjalkan apa yang di perintahkan “.(QS. At-Tahriim : 6)
Serang penyair berkata, “anak kecil itu akan tu7mbuh dewasa di atas apa
yang terbiasa (didapatkannya) dari norang tuanya. Sesungguhnya di atas
akarnyalah pohon itu akan tumbuh”. Ini artinya, anak tumbuh menjadi tidah
shaleh jika sejak kecil kedua orang tuanya memperlihatkan contoh yang tidak
baik, maka dari itu tugas sebagai orang tua tarutama ayah, sangatpenting dalam
mengarahkan keluarganya kejalan yang benar, jangan membiarkan keluarga (istri
dan anak) berprilaku tidak baik dalam rumah tangga dan kehidupan sehari-hari.
Benar apa yang dikatakan Ali bin Abi Thalib RA,”ajarkanlah kebaikan
untuk dirimu dan keluargamu”. Dengan kata lain menurut Syaikh Abdurrahman
As-Sa’di adalah dengan mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksankan perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya, serta bertaubat dari semua perbuatan yang
menyebabkan kemurkaan dari siksa Allah
SWT kel;ak di Akhirat. Adpun cara memelihara isterindan aanak-anak (dari api
neraka) adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka tentang syariat
Islam.
Serta memakasa mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah SWT dan sunnah
Rasulullah Saw. (Taisirul Kariimir
Rahmaan). Perilaku terbaik dalam menjauhi perbuatan dayyuts tentu saja mencontoh
Rasulullah Saw, beliau sangat perhatian terhadap isteri-isteri, anak dan cucu
beliau, apabilah ada perbuatan mereka yang bertentangan dengan firman Allah SWT
maka Nabi menegurnya dengan teguran yang baik.
Suatu ketika Nabi Muhammad Saw pernah melarang Hasan bin Ali (cucu
Rasulullah) yangsaat itu masih kecil untuk memakan kurma sedekah. Beliau
berkata, “Hekh….hekh,” (agar Hasan membuang kurma yang hendak dimakan
tersebut). Kemudian beliau bersabda yang artinya,” apakah kamu tidak mengetahui
bahwa kita (Rasulullah dan keturunanya) tidak boleh memakan sedekah?” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Begitulah perhatian dan rasa saying yang ditunjukkan Rasulullah Saw
terhadap keluarganya. Sebagai kepala keluarga tangga kita juga mempunyai
tanggung jawab yang besar terhadap seluruh anggita keluarga, bukan hanya amar
ma’ruf saja, t6etapi nahi mungkarnya juga harus dilakukan. Semoga kita
tergolong orang yang menjauhi dayyuts, Amiin!!!
3 komentar:
Allahu Akbar . . Bagus bgt postingnya, ini cuma saran saya Mas agar di Rapikan dan di edit lagi ketikan-ketikan yang salah2 diatas. Ni maaf hanya sekedar koreksi.
Permisi
Saya ingin bertanya
Apakah saya berdosa apabila melihat teman sya melakukan dosa dan saya diam saja
Karena jika saya menegur mereka maka mereka akan menjauhi saya
Tolong di balas ya kak
Posting Komentar