Abu Laits As-Samarkandi adalah seorang ahli fiqhi yang terkenal, suatu
ketika beliau berkata. “Ayahku pernah berkata, bahwa salah satu pebedaan antara
Nabi dan Rasul adalah, Nabi menerimah wahyu melalui mimpi, dan Rasul menerimah
wahyu melalui malaikat Jibril bahkan
langsung dari Allah SWT.
Suatu ketika ada seorang Nabi menerimah wahyu, malam itu iya bermimpi mendengar suara yang memerintahkan dirinya: “Besok pagi, engkau keluar dari rumah setelah fajar. Engkau harus lakukan. Pertama apa yang engkau lihat makanlah. Kedua, Engkau sembunyikan. Ketiga, Engkau terimah. Keempat,jangan putuskan harapan. Kelima, Engkau larilah darinya.”
Suatu ketika ada seorang Nabi menerimah wahyu, malam itu iya bermimpi mendengar suara yang memerintahkan dirinya: “Besok pagi, engkau keluar dari rumah setelah fajar. Engkau harus lakukan. Pertama apa yang engkau lihat makanlah. Kedua, Engkau sembunyikan. Ketiga, Engkau terimah. Keempat,jangan putuskan harapan. Kelima, Engkau larilah darinya.”
Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ka arah
Barat, dan yang pertama kali dilihatnya ialah sebuah gunung besar, Nabi itupun
kebingungan, dalam hatinya berkata. ”Mustahil gunungh sebesar itu saya makan”.
Tetapi karena perintah Allah akhirnya
dia dekati gunung itu, ketika sudah dekat
tiba-tiba gunung itu mengecil dan berubah menjadi roti, dengan sedikit
keheranan Nbi itupun mengambil lalu memakannya, roti itupun teradsa lezat dan
nikmat bahkan dia belum pernah merasakan nikmait seperti itu, maka iyya pun
bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.
Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya. Di tengah jalan ia melihat
sebuah mangkuk emas, dia teringat akan perintah dalam mimpinya, agar
menyembunyikan benda yang di jumpainya. Nabi
itu pun kemudian menggali lubang dan di pendamnya mangkuk emas itu, lalu
dia melanjutkan perjalanan, namun baru beberapa langkah tiba-tiba mangkuk emas
itu muncul di permukaan tanah, melihat hal itu iyya segera menimbunnya, dan
mangkuk emas itu muncul lagi sampai tiga kali, lalu berkata. “ Ya Allah telah
melaksanakan perintahMu.”
Kemudian dia melanjutkan perjalanannya tiba-tiba di lihatnya seekoyr
burung elang mengecar burung kecil, dan burung kecil itu pun berkata. “ Wahai
Nabi Allah, tolong aku”. Mendengar rintihan burung itu, hatinya terasa
terenyuh, lalu segera manangkap burung itu dan dio masukkan di dalam bajunya.
Burung elang pun menghampiri Nabi dan berkata.”Wahai Nabi Allah, aku sangat
lapar dan burung kecil itu jatah makankuhari ini, janganlah engkau patahkan
harapanku untuk memakan burung kecil itu”. Nabi itu ingat pesan dalam mimpinya
jangan putuskan harapan, dia bingung apa yang harus di lakukan. Akhiornya dia
menghunus pedangnya lalu mengiris sedikit daging pahanya sendiri dan diberikan
kepada elang tersebut. Stelah mendapatkan daging itu, elang pun terbang
meninggalkanya, burung kecil yang ada di balik bajunya dilepadskan kembali.
Nabi itu pun melanjutkanperjalananya, beberapa saat berjalan dia
menjumpai bamgkai yang amat busuk bnaunya, ingat akan pesan terakhir mimpinya
dia lari menjauhi bangkai yang busuk tersebut. Lima peristiwa sudah dia alami
sebagai mana pentunjuk yang ada dalam mimpinya, dan akhirnya nabi itu pun
kembali kerumahnya dan munajat kepada Allah sseraya berdoa. “ Ya Allah, Hamba
telah melaksanakan perintah-Mu sebagaimana yang engkau perintahkan lewat mimpiku,
maka jelaskanlah apa arti semua yang telah hamba laksanakan”.
Malam berikutnya Nabi bermimpi, dalam mimpinya Allah SWT berfirman.”
Pertama : Yang engkau makan itu adalah amarah. Pada mulanyanampak besar
seperti gunung, tetapi pada akhirnya jika brsabar dan dapat menahannya, makah
amarah itupun akan menjadi lebih manis dari madu, sebagaiman roti least yang
engkau makan.
Kedua : semua amal kebaikan walaupun di sembunyikan, akan tetap tampak
sebagaiman mangkuk emas yang engkau timbun selalumuncul keprmukaan tanah.
Ketiga : jikah sudah menerimah amanat, maka janganlah kamu khianati
sekecil apapun amanat tersebut, seperti engkau meneriama burung keci yang akan
dimakan elanglalu kamu mengambilnya.
Keempat : jika orang meminta bantuankepadamu maka usahakanlah untuk
membantunya, walaupun kamu sendiri harus berkorban, seperti yang telah kamu
lakukan mengiris sedikit daging pahamu yang kamu berikan kepada elang.
Kelima : bau bangkai yang busuk yang kamu jumpai itu adalah ghibah
(membicarakan kejelekan orang lain). Maka pergilah atau menjauhlah dari
orang-orang yang sedang duduk berkumpul membicarakan aibnya orang lain
(ghibah). Karena menceritakan aib orang lain sama dengan memakan bangkai teman
sendiri. Sebagaiman firman Allah SWT
yang artinya.
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berburuk sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari berburuk sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggungjinkan satu sama lain.
Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu meras jijik
kepadanya. Dan bertkwalah kepada Allah. Sungguhnya Allah Maha penerima Taubat
lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-hujuraat: 12).
“ Kisah ini hedaknya kita tanamkan dalam diri kita, karean itu semua senantiasa
berlaku dalam kehidupankita sehari-hari”. Kata Imam Abu Laits As-Samarqandi. Perkarah
yang tidak dapat kita elakkan setiap hari ialah membicarakan kejelekan orang
lain (ghibah), pada hal perbuatan tersebut di benci Allah SWT. Dalam sebuah
hadis Rasulullah Saw mengingatkan tentang bahaya ghibah, yaitu dapat
menghilangkan pahala kita, dalam istilah agama disebut muflis (orang yang rugi) karena pahalanya diberikan kepada orang
yang di gungjing.
Walaupun wahyu yang berupa lima perintah Allah SWT itu diberikan kepada
Nabi tersebut, akan tetapi lima perintah itu selalu kita hadapi dalam kehidupan
kita sehari-hari. Kalau kita dapat menahan amarah, tidak riya’, menyembunyikan
kebaikan, memeliharah amanah, membantu orang yang membutuanhkan, dan menjauhi
ghibah, maka InsaAllah kita akan selamat dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT
selalu memberikan kekuatan dan bimbingan-Nya agar kita dapat melakukan kebaikan
yang diridhoi-Nya. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar